Banyak keburukan yang dilakukan oleh manusia kecuali orang yang dirahmati oleh Allah ta’ala. Biasanya suatu keburukan jika mengendap di dalam diri seseorang maka akan menimbulkan keburukan lainnya.
Keburukan lain yang ditimbulkan oleh ghibah adalah tajassus dan tahassus. Jika seseorang sudah terbiasa di dalam membicarakan sisi negatif saudaranya yang muslim, maka ia merasa tidak nyaman dan tidak pula puas jika hanya membicarakan keburukan saudaranya yang itu-itu saja. Hal inilah yang mendorong dirinya untuk selalu mencari tahu dan menyelidiki segala kekurangan dan aib si objek ghibah.
Cctv adalah kamera tersembunyi yang dipasang disuatu tempat yang fungsinya memata-matai.
Tajassus kalau dalam istilah kita dinamakan dengan memata-matai (spionase) atau mengorek-orek berita.
Berkata asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah,
“Tajassus adalah seseorang menyelidiki saudaranya supaya terlihat
aibnya, sama saja yang demikian itu dengan cara langsung yakni ia pergi
untuk memata-matai agar ia dapat mengetahui kesusahan dan aibnya. Atau
dengan cara menggunakan alat-alat rekam suara atau juga dengan cara
menyadap telepon. Maka segala sesuatu yang dapat menghubungkan seseorang
kepada aib saudaranya maka hal tersebut termasuk dari tajassus yang
diharamkan. Sebab Allah Subhanahu wa ta’ala telah berfirman, ((و لا
تجسسوا )) (janganlah kalian bertajassus). Jadi Allah Subhanahu wa
ta’ala telah melarang dari tajassus”.
Saudaraku, dalam buku Hayatush Shahabah, ada sebuah riwayat mengenai
khalifah Umar bin Khatab ra. Suatu malam, Umar berjalan bersama Abdullah
bin Mas’ud memeriksa keadaan kota Madinah. Tiba- tiba, mata beliau
melihat sebuah rumah yang diterangi cahaya dari bagian dalamnya.
Kemudian, Umar menghampiri sumber cahaya itu sehingga ia melihat ke
dalam rumah tersebut.
Ternyata di rumah itu, ada seorang lelaki tua sedang minum arak dan
menari- nari bersama budak perempuan yang menyanyi untuknya. Kemudian,
Umar masuk sendirian dan menghardik lelaki tua itu, “Wahai fulan, tidak
pernah aku saksikan pemandangan yang lebih buruk dari ini, orang tua
yang sudah tua meminum arak dan menari- nari!”
Lelaki tua itu menjawab, “Wahai Amirul Mukminin, apa yang engkau
sampaikan adalah lebih buruk dari apa yang kau saksikan. Engkau telah
memata- matai pribadi orang, padahal Allah telah melarangnya dan engkau
telah masuk rumahku tanpa seizinku!”
Umar membenarkan ucapannya kemudian ia keluar dari rumah itu dengan menyesali perbuatannya. Umar berucap “Sungguh telah celakalah Umar apabila Allah tidak mengampuninya.”
Umar menyadari kesalahannya yang telah mengendap- endap melihat aib
orang lain dan memasuki rumah orang lain tanpa seizing penghuninya.
Kedua perbuatan ini adalah hal yag dilarang oleh Allah Swt melalui
firman-Nya dalam surat Al- Hujurat ayat 12 dan surat An Nur ayat 27.
Dari Ibnu Umar radliyallahu anhuma berkata, Rosulullah Shallallahu
alaihi wa sallam pernah naik mimbar lalu menyeru dengan suara yang keras
dan bersabda, “Wahai golongan orang yang Islam pada lisannya namun
keimanan belum mencapai hatinya janganlah kalian mengganggu kaum
muslimin, jangan menjelek-jelekkan mereka dan jangan menyelidiki aib-aib
mereka. Sesungguhnya barangsiapa yang menyelidik aib saudaranya yang
muslim maka Allah juga akan menyelidiki aibnya. Dan barangsiapa yang
diselidiki aibnya oleh Allah maka Allah akan membuka aibnya kendatipun
ia (ketika mengerjakannya itu) berada di tengah-tengah tempat
kediamannya”.
ULAMAG
Ulasan Ilmu Agama Islam
Thursday, September 29, 2016
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment