Tuesday, May 31, 2016

Bacaan al-Qur’an di Atas Kuburan

1. Membaca al-Qur’an di Atas Kuburan Orang Yang Telah Meninggal, Mendoakannya, Melakukan Puasa, Shalat dan Haji Untuknya.

Membaca al-Qur’an Di atas kuburan merupakan perbuatan bid’ah yang tidak berdasar sama sekali baik dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam maupun para shahabatnya radhiyallahu ‘anhum. Maka tidak selayaknya bagi kita untuk mengada-adakannya, karena Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam suatu riwayat menyebutkan:
وَكٌلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ
“Setiap yang diada-adakan adalah bid’ah dan setiap bid’ah merupakan kesesatan” [1]
An-Nasa’i menambahkan :
وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ
“Dan setiap kesesatan berada dalam Neraka.” [2]


Qori’ yang mengambil upah atas bacaan AL-QUR’AN

1. Hukum Mengambil Upah Atas Bacaan al-Qur’an

Tidak boleh bagi seorang qari’ untuk mengambil upah atas bacaan al-Qur’an yang dibacanya, baik diberikan sebelum membaca atau setelahnya. Baik bacaannya tersebut saat shalat atau bacaan untuk mayat. Karenanya tidak ada seorangpun dari para ulama mengecualikan perkara mengambil upah untuk bacaan al-Qur’an. Adapun upah yang diberikan kepada para imam masjid dan juru adzan dari Baitul Maal, bukan termasuk dalam pembahasan ini, karena pada dasarnya upah yang diberikan kepada mereka bukanlah upah untuk bacaan yang mereka baca dalam shalat, atau upah untuk shalatnya, akan tetapi merupakan upah untuk waktunya yang dicurahkan untuk menjalankan fardhu kifayah atas kaum muslimin, dengan meninggalkan kesibukan pribadinya. Termasuk dalam hal ini adalah upah yang diberikan kepada khalifah kaum muslimin dari Baitul Maal, yang merupakan upah untuk kesibukannya mengurus pemerintahan Islam sehingga ia harus meninggalkan kesibukan pribadinya untuk mencari penghidupan untuk dirinya. Adalah Umar bin Khaththab radhiyallhu ‘anhu memberikan upah kepada para mujahidin dan orang-orang yang berjasa bagi Islam, diambilkan dari uang Baitul Maal berdasarkan besarnya jasa dari masing-masing mereka yang diberikan kepada kaum muslimin dengan mendatangkan suatu manfaat yang luas. Terlebih lagi, bahwasanya Allah Subhanahu wa ta'ala telah menentukan bagian bagi orang yang bertugas untuk mengumpulkan dan mengelola zakat meskipun mereka termasuk orang kaya, karena mereka telah berbuat suatu kewajiban Islam kepada kaum muslimin baik yang miskin maupun yang kaya. Kesibukan mereka mengurusi zakat menjadikan mereka tidak sempat mengurusi penghidupan bagi diri mereka sendiri. [1]

Riwayat Singkat Imam Syafi'i

Nama dan Nasab
Beliau bernama Muhammad dengan kun-yah Abu Abdillah. Nasab beliau secara lengkap adalah Muhammad bin Idris bin al-‘Abbas bin ‘Utsman bin Syafi‘ bin as-Saib bin ‘Ubayd bin ‘Abdu Zayd bin Hasyim bin al-Muththalib bin ‘Abdu Manaf bin Qushay. Nasab beliau bertemu dengan nasab Rasulullah pada diri ‘Abdu Manaf bin Qushay. Dengan begitu, beliau masih termasuk sanak kandung Rasulullah karena masih terhitung keturunan paman-jauh beliau , yaitu Hasyim bin al-Muththalib.

Bapak beliau, Idris, berasal dari daerah Tibalah (Sebuah daerah di wilayah Tihamah di jalan menuju ke Yaman). Dia seorang yang tidak berpunya. Awalnya dia tinggal di Madinah lalu berpindah dan menetap di ‘Asqalan (Kota tepi pantai di wilayah Palestina) dan akhirnya meninggal dalam keadaan masih muda di sana. Syafi‘, kakek dari kakek beliau, -yang namanya menjadi sumber penisbatan beliau (Syafi‘i)- menurut sebagian ulama adalah seorang sahabat shigar (yunior) Nabi. As-Saib, bapak Syafi‘, sendiri termasuk sahabat kibar (senior) yang memiliki kemiripan fisik dengan Rasulullah saw. Dia termasuk dalam barisan tokoh musyrikin Quraysy dalam Perang Badar. Ketika itu dia tertawan lalu menebus sendiri dirinya dan menyatakan masuk Islam.

Saturday, May 28, 2016

Jabal Uhud yang mencintai dan dicintai Rasulullah SAW

Jabal Uhud adalah gunung yang sangat mencintai dan dicintai Nabi Muhammad SAW. Uhud, yang berarti 'penyendiri', setiap tahun diziarahi Nabi. Kebiasaan ini kemudian diteruskan oleh para Khalifah setelah Nabi wafat. Kini Jabal Uhud menjadi salah satu tujuan utama ziarah para jemaah haji dan umrah.

Salah satu keutamaan Gunung Uhud pernah diriwayatkan dalam sebuah hadits.

Anas meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad pernah memandang ke Uhud sambil berkata, "Sesungguhnya Uhud adalah gunung yang sangat mencintai kita, dan kita pun mencintainya,".

Thursday, May 26, 2016

Kesamaan empat Imam mazhab dalam ilmu Ushuluddin

Aqidah Imam Empat, Abu Hanifah, Malik, Syafi’i, dan Ahmad. Adalah yang dituturkan oleh al-Qur’an dan Sunnah Nabi, sesuai dengan apa yang menjadi pegangan para sahabat dan tabi’in. Tidak ada perbedaan di antara mereka dalam masalah ushuluddin. Mereka justru sepakat untuk beriman kepada sifat-sifat Allah, bahwa al-Qur’an itu dalam Kalam Allah, bukan makhluk dan bahwa iman itu memerlukan pembenaran dalam hati dan lisan.

Mereka juga mengingkari para ahli kalam, seperti kelompok Jahmiyah dan lain-lain yang terpengaruh dengan filsafat Yunani dan aliran-aliran kalam. Syaikhul Islam Imam Ibnu Taimiyah menuturkan, “… Namun rahmat Allah kepada hamba-Nya menghendaki, bahwa para imam yang menjadi panutan umat, seperti imam madzhab empat dan lain-lain, mereka mengingkari para ahli kalam seperti kelompok Jahmiyah dalam masalah al-Qur’an, dan tentang beriman kepada sifat-sifat Allah.

Hukum minta pengobatan kepada jin, dukun atau orang "pintar"

Tidak selayaknya seorang muslim terperdaya dengan keberhasilan pengobatan seseorang dan melihat dampaknya hal itu dalam realita.

Tidak dibolehkan meminta bantuan kepada jin dalam pengobatan atau lainnya, dan tidak dibolehkan pergi kepada orang yang mengaku seperti itu.

Lihatlah Dajjal ketika mengatakan kepada langit, turunlah hujan, maka turun hujan, dan mengatakan ke bumi, ‘Keluarkanlah kekayaan dari dalam perutmu, lalu keluarlah harta kekayaan itu. Apakah seorang muslim terperdaya dan membenarkan atas pengakuannya? Bisa jadi itu merupakan fitnah dan istidraj (menarik secara berangsur-angsur) dari Allah kepada meraka dari arah yang tidak mereka ketahui.’

Masuk Islam-nya Salman Al-Farisi

Dari Abdullah bin Abbas Radhiallaahu ‘anhu berkata, “Salman al-Farisi menceritakan biografinya kepadaku dari mulutnya sendiri. Dia berkata, ‘Aku seorang lelaki Persia dari Isfahan, warga suatu desa bernama Jai. Ayahku adalah seorang tokoh masyarakat yang mengerti pertanian. Aku sendiri yang paling disayangi ayahku dari semua makhluk Allah. Karena sangat sayangnya aku tidak diperbolehkan keluar rumahnya, aku diminta senantiasa berada di samping perapian, aku seperti seorang budak saja.

Aku dilahirkan dan membaktikan diri di lingkungan Majusi, sehingga aku sebagai penjaga api yang bertanggung jawab atas nyalanya api dan tidak membiarkannya padam.

Wednesday, May 11, 2016

SHOLAWAT AFDHOL & PALING RINGKAS

Imam asy- Sya‘rani berkata: ―Rasulullah Saw pernah bersabda: "Barangsiapa membaca shalawat ini, maka ia telah membuka tujuh puluh pintu rahmat untuk dirinya dan Allah akan menitipkan cinta-Nya pada hati manusia sehingga mereka tidak akan marah kepadanya, kecuali orang yang menyimpan kemunafikan di dalam hatinya.

Guru kami yaitu ‗Aliya al -Khawash berkata : ―Hadist ini, beserta hadist sebelumnya, yaitu sabda Nabi Saw: "Paling dekatnya salah seorang kamu kepadaku adalah pada saat ia mengingatku dan membacakan shalawat untukku", kami riwayatkan dari sebagian ahli ma‘rifat, dari al -Khidhr as, dari Rasulullah Saw. Dua hadis ini menurut kami berkualitas shahih dengan derajat keshahihan tertinggi, meskipun para ahli hadist tidak berani menetapkan kesahihannya karena rumitnya istilah yang mereka pergunakan, wallahu a‘lam.