Thursday, September 29, 2016

Fungsi Cctv tidak jauh seperti Tajassus

Banyak keburukan yang dilakukan oleh manusia kecuali orang yang dirahmati oleh Allah ta’ala. Biasanya suatu keburukan jika mengendap di dalam diri seseorang maka akan menimbulkan keburukan lainnya.

Keburukan lain yang ditimbulkan oleh ghibah adalah tajassus dan tahassus. Jika seseorang sudah terbiasa di dalam membicarakan sisi negatif saudaranya yang muslim, maka ia merasa tidak nyaman dan tidak pula puas jika hanya membicarakan keburukan saudaranya yang itu-itu saja. Hal inilah yang mendorong dirinya untuk selalu mencari tahu dan menyelidiki segala kekurangan dan aib si objek ghibah.

Monday, September 5, 2016

Jangan terpengaruh dengan istilah "Islam Keturunan", semua muslim itu bersaudara

Nabi Muhammad SAW diutus untuk seluruh umat manusia, sebagaimana firman Allah,

وَمَآ أَرْسَلْنَاكَ إِلاَّ كَآفَّةً لِلنَّاسِ بَشِيرًا وَنَذِيرًا وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لاَ يَعْلَمُونَ
Dan Kami tidak mengutusmu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya, sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada menge-tahui. [QS. Saba’ (34): 28]

Rasulullah saw. mencurahkan kemurkaannya kepada orang-orang yang mengagung-agungkan dan membangga-banggakan keturunan dalam ucapan yang tegas dan ungkapan yang tajam:

"Hendaknya kaum-kaum itu benar-benar berhenti dari membangga-banggakan nenek moyang mereka yang telah mati, sesungguhnya mereka adalah arang api neraka Jahannam. Atau, hendaknya mereka sungguh-sungguh lebih hina di sisi Allah daripada kumbang kelapa yang mengguling-gulingkan tahi (kotor­an) dengan hidungnya. Sesungguhnya Allah telah melenyapkan daripadamu kemegahan jahiliyah dan kebanggaan dengan nenek noyangnya. Yang dipandang hanyalah apakah ia seorang Mu'min yang bertakwa, atau seorang durhaka yang nista. Manusia, semua­nya adalah anak cucu Adam, dan Adam diciptakan dari tanah". (H. R. Abu Daud dan At-Tirmidzi)

Tata Cara Menyembelih Hewan Qurban Sesuai Sunah

Allah berfirman,

وَالْبُدْنَ جَعَلْنَاهَا لَكُم مِّن شَعَائِرِ الله لَكُمْ فِيهَا خَيْرٌ فَاذْكُرُوا اسْمَ الله عَلَيْهَا صَوَافَّ فَإِذَا وَجَبَتْ جُنُوبُهَا فَكُلُوا
Telah Kami jadikan untuk kamu unta-unta itu bagian dari syiar Allah, kamu memperoleh kebaikan yang banyak padanya, maka sebutlah nama Allah ketika kamu menyembelihnya dalam keadaan berdiri (dan telah terikat). Kemudian apabila telah roboh (mati), maka makanlah… (QS. Al Haj: 36)

Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma menjelaskan ayat di atas, (Untanya) berdiri dengan tiga kaki, sedangkan satu kaki kiri depan diikat. (Tafsir Ibn Katsir untuk ayat ini)
Dari Jabir bin Abdillah radhiallahu ‘anhuma, beliau mengatakan, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat menyembelih unta dengan posisi kaki kiri depan diikat dan berdiri dengan tiga kaki sisanya. (HR. Abu daud dan disahihkan Al-Albani).
Dzabh [arab: ذبح], menyembelih hewan dengan melukai bagian leher paling atas (ujung leher). Ini cara menyembelih umumnya binatang, seperti kambing, ayam, dst.
Pada bagian ini kita akan membahas tata cara Dzabh, karena Dzabh inilah menyembelih yang dipraktikkan di tempat kita -bukan nahr-.