Wednesday, December 10, 2014

Pengertian dan macam hidayah

Kata Hidayah adalah dari bahasa Arab atau bahasa Al-Qur’an yang telah menjadi bahasa Indonesia. Akar katanya ialah : hadaa, yahdii, hadyan, hudan, hidyatan, hidaayatan. Khusus yang terakhir, kata hidaayatan kalau wakaf (berhenti) di baca : Hidayah, nyaris seperti ucapan bahasa Indonesia.
Hidayah secara bahasa berarti petunjuk. Lawan katanya adalah : “Dholalah” yang berarti “kesesatan”. Secara istilah (terminologi), Hidayah ialah penjelasan dan petunjuk jalan yang akan menyampaikan kepada tujuan sehingga meraih kemenangan di sisi Allah.



Macam-macam hidayah

1.
‏ ( هِدَايَة الإلْهَام الفِطْري ) ‏ ‎
Hidâyah al-ilham al-Fithri Hidâyah yang diberikan Allâh sejak manusia baru lahir, sehingga butuh dan bisa makan dan minum. Seorang bayi suka menangis jika lapar atau dahaga, padahal tidak ada yang mengajarinya.

Tanpa melalui proses pendidikan, bayi juga bisa tertawa tatkala bahagia. Hidâyah ini diberikan oleh Allâh tanpa usaha dan tanpa permintaan manusia.

2 .
‏ ( هِدَايَة الحَوَاس ) ‏ ‎
Hidâyah al-Hawas. Hidâyah ini diberikan Allâh kepada manusia dan hewan. Bedanya kalau kepada hewan diberikannya secara sekaligus, dan sempurna sejak dilahirkan induknya. Sedangkan pada manusia hidâyah al-hawas diberikan secara berangsur. Dengan hidayah ini, manusia bisa membedakan rasa asin, pahit, manis, enak, lada, bau, harum, kasar atau pun halus, tanpa melalui peroses pembelajaran. Pembelajaran dalam hal ini berfungsi untuk memfungsikan Hidâyah al-Hawas secara optimal. ini dikenal juga dengan Panca-Indra yang terdiri atas: lidah sebagai alat rasa; mata sebagai alat melihat; telinga sebagai alat mendengar; hidung sebagai alat hirup yang mengetahui bau atau harum; dan kulit bisa merasa panas, dingin atau keras dan lunak . Itu semua termasuk hidâyah al-hawas.

3.
‏ ( هِدَايَة العَقْل ) ‏
Hidâyah al-’Aqli . Seorang manusia, bisa membedakan mana yang benar mana yang salah, mana yang baik dan mana yang buruk, karena ia diberi hidâyah al-’aqli . Jadi fungsi hidayatul-Aqli adalah untuk meluruskan pandangan hidâyah al-ilham dan hidâyah al-hawas yang kadang-kadang salah tanggapannya.

4.
‏ ( هِدَايَة الدِّين )‏ ‎
Hidâyah al-Din atau hidâyah diniyah atau hidâyah syar’iyah. Ialah petunjuk Allâh berupa ajaran dan hukum-hukum yang meluruskan kekeliruan yang muncul akibat aqal yang dipengaruhi nafsu. Untuk meluruskan pendapat akal itu, maka Allâh memberi manusia Hidâyah al-Din pedoman hidup yang berfungsi membimbing manusia ke jalan yangbenar. Allâh berfirman:

وَ هَــدَ يْنَــاهُ النَّجْــدَ يْنِ

Dan telah Kami beri petunjuk dua jalan hidup (Qs. QS Al Balad (90):10)

Ibnu Mas’ud mengatakan bahwa menurut ayat ini, Allâh memberikan jalan hidup itu terdiri atas baik dan yang buruk. Manusia dengan aqalnya dipersilakan memilih mana yang baik dan mana yang buruk. Hidâyah al-din membimbing manusia untuk mengambil jalan yanglurus. Namun hidayah ini tidak bisa diperoleh manusia tanpa melalui perosespembelajaran. Hanya orang yang mempelajari syari'ah, yang meraih hidâyah al-Din.

إِنَّ هَذَا الْقُرْءَانَ يَهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ وَ يُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا كَبِيرًا

Sesungguhnya Al-Qur’an ini memberikan petunjukkepada jalan yang lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang yang beriman yang beramal shalih, sesungguhnya bagi mereka itu pahala yang maha besar. (QS. AlIsra (17): 9)

Sesungguhnya Allâh telah memberikan penjelasan sejelas-jelasnya, bahwa Al-Qur’an itu memberipetujuk ke jalan yang lurus, baik dan mencapai bahagia paripurna.

5.
‏ ( هِدَايَة التَّوفِيْق والمَعُونَة ) ‏
Hidayat al- Taufiq . Allâh memberikan hidâyah yang tersebutdi atas , Hidayatul Ilham, Hidayatul-hawas dan Hidayat al-Din Wasyara’i , kepada menusia berlaku umum. Setiapmanusia menerima hidâyah ilham, hidâyah hawas, hidâyah aqal . Kemudian hidâyah diniyah , bisa diperoleh melalui pembelajaran. Namuntidak setiap manusia mendapat hidâyah al-taufîq , walau belajar atau diajari. Tidak sedikit manusiamasih senang memilih jalan yang bertentangan dengan aturan Allâh , walau sudah memiliki hidâyah al-Din melalui juru da'wah.

وَ أَمَّا ثَمُودُ فَهَدَ يْنَاهُمْ فَاسْتَحَبُّوا الْعَمَى عَلَى الْهُدَى فَأَخَذَتْهُمْ صَاعِقَةُ الْعَذَ ابِ الْهُونِ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

Pada kaum Tsamud telah Kami beri petunjuk, namun mereka mengambil jalan buta kesesatan dan meninggalkan petunjuk itu. Maka mereka disambar petir sebagai siksa yang menghina kan, akibat dari perbuatan mereka (Qs. Fushilat ( 41 ) : 17)

Dengan demikian orang yang menemukan hidâyah al-Din, tidak dijamin berakhlaq benar. Tidak sedikit, orang yang faham tentang hukum agama, tapi akhlaqnya buruk.

1 comment:

  1. Terima kasih atas atrikel ini sangat membantu bagi orang yang belum paham, teruslah sebar kebaiakan dan jangan lupa share and kunjungi juga website mp3 kami di http://konselmp3s.wapque.com
    Semoga sukses selalu.. Aammiinn

    ReplyDelete