Thursday, October 8, 2015

Hal yang diremehkan di Akhir Zaman

Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan.

[Al An'aam 6/112]



 

Dan (juga) agar hati kecil orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat cenderung kepada bisikan itu, mereka merasa senang kepadanya dan supaya mereka mengerjakan apa yang mereka (syaitan) kerjakan.

[Al An'aam 6/113]

 

basmalah

DAHULUKAN BASMALAH SEBELUM MENGERJAKAN SEGALA SESUATU, TERUTAMA DALAM HAL KELISTRIKAN DAN AIR.

[Bila saja setiap para pegawai PLTN dan PLTA menyalakan dan mematikan listrik dengan membaca "basmalah" maka semua gedung dan rumah yang teraliri dan diairi akan mendapat berkah (mengandung keberkahan)]

dan (malaikat-malaikat) yang mendahului dengan kencang,

[An Naazi´aat 79/4]

dan (malaikat-malaikat) yang terbang dengan kencangnya

[Al Mursalaat 77/2]

 

Setiap perkara yang tidak diawali dengan bismillahirrahmanirrahim maka perkara tersebut kurang berkah.

[HR al-Hafidz Abdul Qadir ar-Rahawi dari Ka’b bin Malik]

 

Utsman bin Affan, Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam  ditanya tentang bismillahirrahmanirrahim, maka beliau menjawab:” Ia merupakan salah satu nama Allah. Jarak antara Dia dan Nama Yang Agung ini seperti jarak antara bagian hitam dan bagian putih pada mata, karena demikian dekatnya”.

[Dalam tafsirnya, Imam Abu Muhammad Abdurrahman bin Abi Hatim rahimahullah]

 

dia berkata, “Barangsiapa yang ingin diselamatkan dari Zabaniyah yang berjumlah 19 itu, bacalah bismillahirrahmanirrahim, niscaya Allah akan menjadikan setiap huruf nya sebagai benteng bagi si pembaca dari setiap Zabaniyah”.

[Waki’ meriwayatkan dengan sanadnya dari Ibnu Ma’ud]

”Sesungguhnya aku melihat sebanyak 33 malaikat yang membuat mereka tergersa-gesa karena ucapan seseorang,” Tuhan kami, bagi Engkaulah segala puji sebagai pujian yang banyak, baik dan mengandung berkah”, karena kalimat itu berjumlah 33 huruf.

[Ibnu Athiyah dan al-Qurthubi; Ibnu Athiyah]

 

 

Batu bata (tanah liat, lumpur hitam dan keras)

SILAHKAN KAJI MAKNA DARI AYAT QURAN DAN HADIS DI BAWAH INI  (BAIK MAKNA LAHIRIAN DAN TERSEMBUYI) :

kecuali syaitan yang mencuri-curi (berita) yang dapat didengar (dari malaikat) lalu dia dikejar oleh semburan api yang terang.[Al Hijr 15/18]tidak ada suatu jiwapun (diri) melainkan ada penjaganya.

[Ath Thaariq 86/4]

 

Dan Dia mewariskan kepada kamu tanah-tanah, rumah-rumah dan harta benda mereka, dan (begitu pula) tanah yang belum kamu injak. Dan adalah Allah Maha Kuasa terhadap segala sesuatu.

[Al Ahzab 33/27]

Dialah Yang menciptakan kamu dari tanah, sesudah itu ditentukannya ajal (kematianmu), dan ada lagi suatu ajal yang ada pada sisi-Nya (yang Dia sendirilah mengetahuinya), kemudian kamu masih ragu-ragu (tentang berbangkit itu).

[Al An'aam 6/2]

Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk.

[Al Hijr 15/26]

Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.

[Al Mu'minuun 23/12]

Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar,

[Ar Rahmaan 55/14]

Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, “Seorang tetangga, yang memiliki tembok, tidak boleh melarang tetangganya untuk meletakkan kayu di temboknya.” Kemudian, Abu Hurairah mengatakan, “Mengapa aku lihat kalian tidak mempraktikkan hadis di atas? Demi Allah, sungguh, akan aku bebankan hadis tersebut di pundak-pundak kalian!”

[Hadis Riwayat Bukhari no. 2331 dan Muslim, no. 136]

Rasulullah Muhammad Shallallahu `Alaihi wa Sallam bersabda,   "Ingatlah, sesungguhnya semua bangunan berakibat buruk bagi pemiliknya, kecuali yang tidak bisa dihindari untuk melindungi dirinya dari panas, dingin, binatang buas dan sejenisnya."

[ath-Thabarani] 

"Jika Allah menginginkan keburukan pada seorang hamba, maka Dia akan membuat batu bata dan tanah menjadi indah dalam pandangannya sehingga dia membuat bangunan."

[ath-Thabarani] 

Juga disebutkan dalam riwayatnya yang lain,   "Jika Allah menginginkan kehinaan pada seorang hamba-Nya, maka hamba itu akan menggunakan hartanya untuk membuat bangunan".

[ath-Thabarani] 

"Barangsiapa membangun melebihi kebutuhannya, maka pada hari kiamat dia dipaksa untuk membawa bangunan tersebut".

[ath-Thabarani] 

 

"Nafkah yang dikeluarkan oleh seorang hamba, Allah akan menggantinya dan Allah menjamin gantinya, kecuali yang dikeluarkan untuk mendirikan bangunan atau kemaksiatan".

[ad-Daraquthni dan al-Hakim sebagai hadis marfu`]

"Seorang lelaki diberi pahala karena nafkah yang dia keluarkan, kecuali yang dia keluarkan untuk tanah", atau beliau bersabda, "untuk bangunan".

[Sunan Tirmidzi]

"Semua nafkah adalah di jalan Allah, kecuali nafkah yang dikeluarkan untuk mendirikan bangunan, maka tidak ada kebaikan sama sekali di dalamnya".

[Tirmidzi sebagai hadis marfu`]

"bahwasanya al-`Abbas membangun sebuah kubah, lalu Rasulullah Muhammad Shallallahu `Alaihi wa Sallam memerintahkannya untuk menghancurkannya. Al-`Abbas berkata kepada beliau, kalau begitu saya akan bersedekah dengan harga kubah itu. RAsulullah Muhammad Shallallahu `Alaihi wa Sallam bersabda, "Tidak, hancurkan kubah itu".

[Abu Dawud]

bahwasanya Rasulullah Muhammad Shallallahu `Alaihi wa Sallam melewati sebuah kubah di depan rumah seorang lelaki Anshar lalu bertanya, "Apa ini?" Orang-orang menjawab, "Ini kubah yang dibangun oleh si Fulan." Maka Rasulullah Muhammad Shallallahu `Alaihi wa Sallam bersabda, "Semua bangunan yang seperti ini berakibat buruk bagi pemiliknya". Hal itu lalu didengar oleh orang Anshar yang membangunnya, maka dia pun merobohkannya. Kemudian Rasulullah Muhammad Shallallahu `Alaihi wa Sallam kembali melintasi tempat kubah tersebut setelah ia dirobohkan, maka beliau menanyakannya dan beliau diberitahu bahwa orang yang membangunnya telah merobohkannya saat mendengar sabda beliau. Maka beliau bersabda, "Semoga Allah merahmatinya, semoga Allah merahmatinya".

[Abu Dawud dan Ibnu Majah]

"Jika seseorang meninggikan bangunannya melebihi tujuh lengan, maka dia akan diseru, 'Wahai orang yang paling fasik, mau kemana kamu?'"

[Ibnu Abi ad-Dunya dari `Amir bin Ammar sebagai hadis marfu`]

Sabda Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Apabila salah seorang di antara kalian shalat, maka mendekatlah ke sutrah agar setan tidak memotong shalatnya.”

[Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Dawud, An_Nasa’i, dan Al_Hakim. Lafazh hadits ini adalah dari Al_Hakim]

 

Dari Abu Hamid As-Saidi RA, dia berkata, "Saya pernah datang ke rumah Rasulullah sambil membawa segelas susu dari Naqi' yang tidak tertutup. Melihat itu, beliau langsung berkata, 'Mengapa kamu tidak menutupinya, meskipun hanya sekedar melintangkan sebatang kayu di atasnya.' Abu Hamid menjawab, 'Kami diperintahkan menutup air minum dan mengunci pintu-pintu pada malam hari.'

[Muslim 6/105]

 

Dari Jabir, dia berkata: Kami duduk bersama Rasulullah Muhammad SAW, lalu beliau meminta minuman. Kemudian datang seorang lelaki dari suatu kaum menawarkan anggur kepada Rasulullah, "Bolehkah kami tuangkan anggur untukmu?" Beliau berkata, "Boleh." Lelaki itu pun bergegas keluar dengan semangat, lalu kembali dengan membawa mangkuk besar berisi anggur. Rasulullah SAW kemudian bersabda, "Tidakkah sebaiknya kamu menutupinya, walaupun dengan sebatang kayu?

[Shahih: Muttafaq 'Alaih, Al Irwa 1/18]

Telah menceritakan kepada kami Musa bin Isma'il telah menceritakan kepada kami Hammam dari 'Atha` dari Jabir bahwa Rasulullah Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Matikanlah lampu-lampu kalian apabila kalian hendak tidur, dan tutuplah pintu rumah kalian, tutuplah wadah-wadah kalian serta tutup pula tempat makan dan tempat minum kalian -aku mengira beliau juga bersabda- walaupun hanya dengan sepotong kayu yang dapat menutupinya."

[Hadis Riwayat Bukhari No.5193]

Dari Abu Hurairah RA, bahwasanya Rasulullah Muhammad SAW telah bersabda, "Nabi Zakaria adalah seorang tukang kayu"

[Muslim 7/103]

 

Sihir

Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan lah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan: "Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir". Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan isterinya. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun, kecuali dengan izin Allah. Dan mereka mempelajari sesuatu yang tidak memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi manfaat. Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barangsiapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat, dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui

[Al Baqarah 2/102]

Abu Ubaidah bin Abu As-Safar Ahmad bin Abdullah Al Mahdani dan Mahmud bin Ghailan menceritakan kepada kami. keduanya berkata, Sa'id bin Amir menceritakan kepada kami, dari Muhammad bin Abu Amr, dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah, ia berkata,Rasulullah Muhammad SAW bersabda, 'Kurma 'ajwah itu dari surga dan ia mengandung penawar racun. Sementara tumbuhan kam 'ah itu dari makanan manna dan airnya adalah obat mata'.

[Shahih: AlMisykaah (4235- tahqiq kedua)]

Dari Abu Sa'id dan Jabir RA, keduanya berkata, "Rasulullah Muhammad SAW bersabda, 'Cendawan adalah anugerah, dan airnya adalah penyembuh untuk 'ain.Sedangkan 'ajwa (adalah buah) dari surga, dan ia adalah penyembuh dari gangguan jin'. " Shahih: Dengan lafazh, "...ia adalah penyembuh dari keracunan."

[Ar-Raudh (444), Al Misykah (4235, edisi revisi tahqiq kedua).]

Dari Buraidah, ia berkata, "Rasulullah Muhammad SAW bersabda, 'Tidak diperbolehkan ruqyah kecuali dari serangan 'ain dan racun'."

[Shahih: Al Misykah (4557-4559). Muttafaq 'Alaih dengan riwayat yang mauquf.]

Dari Aisyah, dia berkata: Ada seseorang yang melakukan sihir mata disuruh untuk berwudhu, kemudian orang yang disihirnya mandi dengan air wudhu tersebut.

[Shahih Abu Daud No.3880]

Dari Ibnu Umar R.A., berkata: “Rasulullah Muhammad S.A.W. pernah terkena sihir lalu berbekam di kepalanya, dan menyebutnya sebagai Ummu Mughits.”

[Kitab al-Fawaaid, dinilai hasan oleh al-Albani]

Ibnu Katsir berkata : «Ini adalah perintah dari Allah ’azza wa jalla kepada hamba-hamba-Nya mukminin untuk menundukkan pandangan-pandangan mereka dari perkara-perkara yang diharamkan bagi mereka.Mereka tidak memandang kecuali pada apa yang diperbolehkan bagi mereka dan untuk menundukkan pandangan dari yang diharamkan,apabila kebetulan memandang kepada yang haram tanpa disengaja maka langsung memalingkan pandangannya secepat mungkin” ».

[Dengan sedikit perubahan dari Tafsir Ibnu Katsir (3/282).]

“Kebanyakan yang wafat dari ummatku setelah (adanya) qadha’ dan qadar adalah dengan sebab ‘ain.” –

[Hadits Hasan HR Abu Dawud]

“’Ain itu benar adanya, jika seandainya ada sesuatu yang mendahului qadar, maka akan didahului oleh ‘ain.” –

[Hadits Shahih HR. Muslim]

Ibnu Qudamah berkata:”Sihir adalah ikatan-ikatan tali dan mantra-mantra yang diucapkan atau ditulis oleh pelaku (tukang) sihir, atau pelaku (tukang) sihir melakukan sesuatu yang ia gunakan sebagai sarana permintaan tolong kepada setan untuk menyakiti orang yang disihir, mempengaruhi badannya, atau hatinya, atau akalnya, dengan tanpa berhubungan langsung dengannya”.

[Al-Mughni, 8/150, dinukil dari Alamus-Sihri wasy-Sya’wadzah, hlm. 73.]

Imam al-Qurthubi, ketika menafsirkan ayat di atas, beliau berkata: “(Para) ahli nujum dan orang-orang yang seperti mereka (para dukun dan tukang sihir) yang melakukan (praktek perdukunan) dengan memukul batu-batu kerikil, melihat buku-buku (perdukunan), atau mengusir burung (sebagai tanda kesialan atau keberuntungan), mereka itu bukanlah rasul yang diridhai-Nya untuk diperlihatkan-Nya kepada mereka perkara-perkara gaib yang mereka inginkan, bahkan mereka adalah orang yang kafir (kepada-Nya), berdusta (besar) atas (nama)-Nya dengan kebohongan, penipuan dan prasangka (dusta) yang mereka (lakukan)”

[Kitab “al-Jaami’ liahkaamil Qur’an’ (19/28)]

Oleh karena itu, Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika ditanya tentang al-kuhhaan (para dukun), beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Mereka adalah orang-orang yang tidak punya arti (orang-orang yang hina)”. Kemudian si penanya berkata, Sesungguhnya para dukun tersebut terkadang menyampaikan kepada kami suatu (berita) yang (kemudian ternyata) benar. Maka Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kalimat (berita) yang benar itu adalah yang dicuri (dari berita di langit) oleh jin (syaitan), lalu dimasukkannya ke telinga teman dekatnya (dukun dan tukang sihir), yang kemudian mereka mencampuradukkan berita tersebut dengan seratus kedustaan”

[Hadis Riwayat al-Bukhari (no. 5429) dan Muslim (no. 2228).]

Syaikh Abdurrahman as-Sa’di berkata: “Jin (syaitan) mendapatkan kesenangan dengan manusia mentaatinya, menyembahnya, mengagungkannya dan berlindung kepadanya (berbuat syirik dan kufur kepada Allah Ta’ala). Sedangkan manusia mendapatkan kesenangan dengan dipenuhi dan tercapainya keinginannya dengan sebab bantuan dari para jin untuk memuaskan keinginannya. Maka orang yang menghambakan diri pada jin (sebagai imbalannya) jin tersebut akan membantunya dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhannya”

[Kitab “Taisiirul Kariimir Rahmaan” (hal. 273).]

Ibnu Mundzir rahimahullah mengemukakan: “Jika ada seseorang yang mengaku bahwa dia telah melakukan sihir dengan ucapan yang mengakibatkan kekufuran, maka dia wajib dibunuh jika dia tidak bertaubat. Demikian juga jika dia terbukti melakukannya dan ada bukti yang menyatakan (bahwa) ucapan itu berupa kekufuran.

[Dinukil dari Tafsiir al- Qurthubi (II/48)]

“Sufyan bin ‘Uyainah telah mengabarkan, dari ‘Amr bin Dinar, di mana dia telah mendengar Bajalah bin ‘Abadah berkata: “Umar bin al-Khaththab ra telah memutuskan agar kalian membunuh setiap tukang sihir baik laki-laki maupun perempuan.” Lalu kami pun membunuh tiga orang tukang sihir.” Lebih lanjut, Ibnu Katsir mengatakan: “Hadits tersebut juga diriwayatkan oleh al-Bukhari di dalam kitab shahihnya.”

[diriwayatkan oleh al-Bukhori (VI/257 –Fat-hul Baari) tanpa menyebut kisah ketiga penyihir itu.]

Asy-Syafi’i mengatakan: “Tukang sihir tidak boleh dibunuh kecuali jika dia telah mengaku bahwa dia telah membunuh orang dengan sihirnya, sehingga dia pun harus dibunuh karenanya.”

[Disalin dari kitab Ash-Shaarimul Battaar Fit Tashaddi Lis Saharatil Asyraar edisi Indonesia Sihir & Guna-Guna Serta Tata Cara Mengobatinya Menurut Al-Qur'an Dan Sunnah, Penulis Wahid bin Abdissalam Baali, Terbitan Pustaka Imam Asy-Syafi'i]

 

“Dari Imran bin Hushain radhiallahu anhu, ia berkata: ‘Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Bukan termasuk golongan kami yang melakukan atau meminta tathayyur (menentukan nasib sial berdasarkan tanda-tanda benda,burung dan lain-lain),yang meramal atau yang meminta diramalkan, yang menyihir atau meminta disihirkan dan barangsiapa mendatangi peramal dan membenarkan apa yang ia katakan, maka sesungguhnya ia telah kafir terhadap wahyu yang diturunkan kepada Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam.”

[Hadis Riwayat Al-Bazzaar,dengan sanad jayyid]

 

Listrik (tenaga, cahaya, api)

DIMENSI TANPA TABIR (LAHIRIAH) ADALAH DARI LISTRIK, TELEVISI, DAN INTERNET. DIMANA ADA LISTRIK, DISANALAH MEDIA DAJJAL ADA DAN SEPERTI RONGGA DALAM TUBUH MANUSIA, SYAITAN DAPAT MEMASUKINYA SAMA HALNYA SEPERTI ALAM DJIN, DAN ALAM MANUSIA (DI TEMPAT YANG KAMU TIDAK DAPAT MELIHATNYA).

“…..Sesungguhnya, iblis dan golongannya bisa melihat kamu dari suatu tempat yang (di sana) kamu tidak bisa melihat mereka.”

(Qs. Al-A’raf:27)

Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

[An Nuur 24/35]

Mereka ingin memadamkan cahaya Allah dengan mulut (tipu daya) mereka, tetapi Allah (justru) menyempurnakan cahaya-Nya, walau orang-orang kafir membencinya."

[Ash Shaff 61/8]

 

Hai jama'ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan.

[Ar Rahmaan 55/33]

 

 

 

diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra sebagai berikut : “Sesungguhnya Ifrit berusaha dengan penuh kesungguhan untuk membatalkan shalatku. Tetapi Allah Swt memberikan kemenangan kepadaku atasnya (atas godaan tersebut). Dengan demikian aku dapat menolaknya dengan keras. Setelah aku dapat memegangnya aku bermaksud mengikatnya pada tiang masjid sehingga kamu semua dapat melihat jin Ifrit itu. Tetapi tiba-tiba aku teringat do’a saudaraku Nabi Sulaiman a.s : “Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkan kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang jua pun sesudahku.” Maka jin yang kupegang itu kulepaskan.”

 

 

[mutafaq'alaih]

 

 

 

Kejadian ini berlangsung selama perjalanan dari Syiria ke pulang ke Mekkah, ketika Rasulullah Muhammad S.A.W diperintahkan Maysarah membawakan suratnya kepada Khadijah saat perjalanan masih 7 hari dari Mekkah. Namun, Rasulullah Muhammad S.A.W sudah sampai di rumah Khadijah tidak sampai satu hari. Allah memerintahkan pada malaikat Jibril, Mikail, dan mendung untuk membantu Rasulullah Muhammad S.A.W, Jibril diperintahkan untuk melipat tanah yang dilalui unta Rasulullah Muhammad S.A.W dan menjaga sisi kanannya sedangkan Mikail diperintahkan menjaga di sisi kirinya dan mendung diperintahkan menaungi Rasulullah Muhammad S.A.W

 

 

[Dalam kitab as-Sab'iyyatun fi Mawadhil Bariyyat; Kauma (2000), hal 90-91]

 

 

 

Rasulullah Muhammad S.A.W bersabda (yang artinya), “Yang halal itu jelas dan haram juga jelas, dan antara keduanya adalah perkara yang syubhat (remang-remang), banyak manusia tidak mengetahui kejelasannya. Maka siapa yang manjaga diri dari barang syubhat ini, maka dia telah menjaga harga diri dan agamanya. Dan siapa yang terjerumus pada syubhat maka dia akan terjerumus pada yang haram, ibarat seorang pengembala yang menggembalakan kambingnya di dekat daerah larangan maka dia nyaris akan memasuki daerah larangan itu.”

 

 

[Riwayat Bukhari & Muslim]

 

 

 

 

gelombang (sinyal, Wifi, udara, angin )

 

 

 

Dan sungguh, jika Kami mengirimkan angin (kepada tumbuh-tumbuhan) lalu mereka melihat (tumbuh-tumbuhan itu) menjadi kuning (kering), benar-benar tetaplah mereka sesudah itu menjadi orang yang ingkar.

 

 

[Ar Ruum 30/51]

 

 

 

Kemudian Kami tundukkan kepadanya angin yang berhembus dengan baik menurut ke mana saja yang dikehendakinya,

 

 

[Shaad 38/36]

 

 

 

angin itu tidak membiarkan satupun yang dilaluinya, melainkan dijadikannya seperti serbuk.

 

 

[Adz Dzaariyaat 51/42]

 

 

 

 

wudhu ('ain, AIR, pom,)

 

 

SALAH SATU FAKTOR PENTING SAAT INI (SUMBER MATA AIR PERKOTAAN) ADALAH PDAM, DAN DARI SANA SEMUA KEPERLUAN UNTUK MEMASAK, MENCUCI BAJU (TABIR ANTARA MANUSIA DENGAN DJIN), MENSUCIKAN DIRI (PORI-PORI KULIT), ZINAH TANGAN (BUKAN MAHRAM).

 

 

(Neraka Saqar) adalah pembakar kulit manusia.

[Al Muddatstsir 74/29]

 

 

 

Dari Ubaid bin Rifa'ah Az-Zuraqi, ia berkata, "Asma, berkata, 'Wahai Rasulullah, sesungguhnya Bani Bakar terserang 'ain, lalu bolehkah aku meruqyah mereka?' Beliau menjawab, 'Ya. Kalaulah ada sesuatu yang dapat mendahului takdir, maka pasti akan didahului oleh 'ain'."

 

 

[Shahih: Al Misykah (4560), Takhrj Al Kalim Ath-Thayyib (246), Ash-Shahihah (1252), Zhilal Al-Jannah (310).]

 

 

 

Dari 'Aisyah RA, ia berkata, "Rasulullah Muhammad SAW bersabda, 'Berlindunglah kepada Allah. Karena sesungguhnya 'ain itu benar adanya'."

 

 

[Shahih: Ar-Raudh An-Nadhir, Ash-Shahihah (737).]

 

 

 

Nashr bin Ali Al Jahdhami dan Bisyr bin Mu'adz Al Aqadi menceritakan kepada kami, keduanya berkata, "Bisyr Al Mufadhdhal menceritakan kepada kami dari Abdurrahman bin Harmalah, dari Abu Tsifal Al Murri, dari Rabah bin Abdurrahman bin Abu Sufyan bin Huwaithib, dari neneknya, dari ayahnya, bahwa ia mendengar Rasulullah Muhammad SAW bersabda, "Tidak ada wudhu bagi orang yang tidak menyebut nama Allah ketika hendak berwudhu."

 

 

[Hasan: Ibnu Majah (399)]

 

 

 

Dari Aisyah, dia berkata: Ada seseorang yang melakukan sihir mata disuruh untuk berwudhu, kemudian orang yang disihirnya mandi dengan air wudhu tersebut.

 

 

[Shahih Abu Daud No.3880]

 

 

 

Qutaibah menceritakan kepada kami, dan hannad dan Mahmud bin Ghalyan  mereka berkata, "Waki' bercerita kepada kami dari Sufyan, Muhammad bin Basyar menceritakan kepada kami, Abdurrahman bin Mahdi menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami dari Abdullah bin Muhammad bin Aqil, dari Muhammad bin Al Hanafiyyah, dari Ali, dari Rasulullah Muhammad SAW, beliau bersabda, "Kuncinya shalat adalah bersuci, sedangkan yang menjadikan pengharamannya (untuk mengerjakan amalan atau ucapan diluar shalat) adalah takbir (Takbiratul ihram) dan yang menghalalkannya (sebagai tanda selesainya shalat, dan bolehnya melakukan apa yang dilarang saat shalat) adalah salam."

 

 

[Hasan Shahih: Ibnu Majah (275)]

 

 

 

Dari Mush'ab bin Sa'ad, dia berkata, Abdullah bin Umar RA pernah masuk ke rumah Ibnu Amir untuk menjenguknya ketika ia sakit, lalu ia bertanya, "Hai Ibnu Umar! Mengapa ketika kamu berada di Bashrah tidak berdoa kepada Allah untuk saya?" Abdullah bin Umar menjawab, "Sesungguhnya saya pernah mendengar Rasulullah Muhammad SAW bersabda, 'Allah tidak menerima doa tanpa bersuci (wudhu) dan tidak menerima sedekah dari hasil penipuan."

 

 

[Muslim 1/140]

 

 

 

Dari Tsauban, dia berkata, Rasulullah Muhammad SAW bersabda, "Berpegang teguhlah kalian, sekali-kali kalian tidak akan mampu. Dan ketahuilah bahwa sebaik-baik amalanmu adalah shalat, dan tidaklah seseorang dapat memelihara wudhu kecuali orang Mukmin."

 

 

[Shahih: Al Misykah (292), Al Irwa' (412), Ar-Raudh (177, 178), Shahih At-Targhib (192), Al Musajalah Al Ilmiyah (17).]

 

 

 

 

rezeki (uang, riba, makanan)

 

 

ZAMAN DIMANA RIBA (PERBANKAN DAN ASURANSI) MENJADI MODAL USAHA DAN MENJADI TEMPAT UTAMA MENCARI KERJA DEMI HIDUP DI DUNIA. PERLUASAN RIBA DALAM NILAI MATA UANG YANG TERSEMBUNYI, MENJADIKAN MANUSIA DI AKHIR ZAMAN INI TIDAK SADAR SUDAH MASUK, DAN TERJERUMUS MENJADI ORANG YANG TIDAK WARAS. MAKA DARI ITU JARANG ORANG BERSEDEKAH LANTARAN BANYAK MEMAKAN RIBA DARI HASIL KERJANYA, PADAHAL HAL ITU TERLIHAT WAJAR KARENA JERIH PAYAH YANG DILAKUKAN UNTUK MENDAPATKAN HASIL TERSEBUT (BERUPA UANG).

 

 

MAKA KAJILAH DARI BEBERAPA AYAT DIBAWAH INI DENGAN HADISNYA (IN SHAA ALLAH SAHIH) :

 

 

Dari Mughirah bin Syu'bah RA, ia berkata, "Tidak seorangpun bertanya kepada rasulullah Muhammad SAW tentang Dajjal yang lebih banyak dari apa yang aku tanya (Ibnu Numair meriwayatakan dengan redakasi, "Lebih tegas pertanyaannya dariku.") Maka beliau bersabda kepadaku, 'Apa yang kamu tanyakan?' Aku menjawab, 'Mereka berkata, "Sesungguhnya bersamanya (Dajjal) makanan dan minuman." Beliau menjawab, 'Itu lebih ringan bagi Allah dari hal tersebut'." [Ibnu Majah No.3308-4146]Dari Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah Muhammad SAW bersabda, "Tidaklah hari Kiamat akan terjadi hingga harta berlimpah ruah, dan munculnya berbagai fitnah, serta maraknya kekacauan." Para sahabat bertanya, "Apakah maksud kekacauan itu, wahai Rasulullah?" Beliau menjawab, "Peperangan, peperangan, peperangan." Beliau mengucapkannya tiga kali.

 

 

[Shahih: Bukhari.]

 

 

 

Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.

 

 

[Al Baqarah 2/275]

 

 

 

Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa

 

 

[Al Baqarah 2/276]

 

 

 

Dia membuat perumpamaan untuk kamu dari dirimu sendiri. Apakah ada diantara hamba-sahaya yang dimiliki oleh tangan kananmu, sekutu bagimu dalam (memiliki) rezeki yang telah Kami berikan kepadamu; maka kamu sama dengan mereka dalam (hak mempergunakan) rezeki itu, kamu takut kepada mereka sebagaimana kamu takut kepada dirimu sendiri? Demikianlah Kami jelaskan ayat-ayat bagi kaum yang berakal.

 

 

[Ar Ruum 30/28]

 

 

 

Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.

 

 

[Al Israa' 17/27]

 

 

 

Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjadikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengatahui.

 

 

[Al Baqarah 2/268]

 

 

 

Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.

 

 

[Al Baqarah 2/168]

 

 

 

Rasulullah Muhammad s.a.w bersabda : “Sesungguhnya perbendaharaan kalian (umat islam) itu adalah makanan, maka janganlah kalian menyianyiakannya”

 

 

[Mutafaq’alaih (ijma dari Bukhari dan Muslim)]

 

 

 

Sesungguhnya Allah suka kepada hamba yang berkarya dan terampil. Barangsiapa bersusah-payah mencari nafkah untuk keluarganya maka dia serupa dengan seorang mujahid di jalan Allah Azza wajalla.

 

 

[HR. Ahmad]

 

 

 

Sesungguhnya Allah Ta’ala senang melihat hambaNya bersusah payah (lelah) dalam mencari rezeki yang halal.

 

 

[HR. Ad-Dailami]

 

 

 

Seorang yang membawa tambang lalu pergi mencari dan mengumpulkan kayu bakar lantas dibawanya ke pasar untuk dijual dan uangnya digunakan untuk mencukupi kebutuhan dan nafkah dirinya maka itu lebih baik dari seorang yang meminta-minta kepada orang-orang yang terkadang diberi dan kadang ditolak.

 

 

[Mutafaq’alaih (ijma dari Bukhari dan Muslim)]

 

 

 

Tiada makanan yang lebih baik daripada hasil usaha tangan sendiri.

 

 

[HR. Bukhari]

 

 

 

Rasulullah Muhammad Saw bersabda :  ‘Barangsiapa memenuhi kebutuhan sesama muslim, baginya pahala berbakti kepada Allah sepanjang hidupnya’

 

 

[Bukhari]

 

 

 

Rasulullah Muhammad Saw bersabda :  ‘Sesungguhnya Allah mempunyai beberapa hamba yang diberi kekhususan dengan diberi nikmat untuk kepentingan manusia lainnya, kemudian Dia tetapkan pada mereka yang harus mereka dermakan. Jika mereka membantah putusan itu. Dia pindahkan nikmat itu dari mereka kepada yang lain’

 

 

[Abu Nu’aim, Thabrani]

 

 

 

Rasulullah Muhammad Saw  bersabda :  “ Allah Ta’ala berfirman : ‘Berinfaklah wahai anak Adam, pasti Aku beri infak kepadamu (Allah akan memberikan kepadanya berlipat ganda)’ ”

 

 

[Bukhari, Muslim]

 

 

 

“Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa”.

 

 

[Quran Surah Al-Baqarah 2:276]

 

 

 

Rasulullah Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda; "Sesungguhnya shadaqah benar-benar memadamkan kemurkaan Allah dan menghindarkan dari kematian buruk.

 

 

[Hadis Riwayat Tirmidzi]

 

 

 

Dari Jabir radhiyallahu ‘anhu beliau berkata, Rasulullah Muhammad shallahu ‘alahi wasallambersabda, “Allah melaknat orang yang memakan (pemakai) riba, orang yang memberi riba, dua orang saksi dan pencatat (dalam transaksi riba), mereka sama saja”.

 

 

[Hadis Riwayat Muslim dan Ahmad]

 

 

 

“Dosa riba memiliki 72 pintu, dan yang paling ringan adalah seperti seseorang berzina dengan ibu kandungnya sendiri.”

 

 

[Shahih, Silsilah Shahihah no.1871]

 

 

 

Rasulullah Muhammad shallahu ‘alahi wasallam bersabda, “Tidaklah seseorang memperbanyak harta kekayaan dari hasil riba, melainkan berakibat pada kebangkrutan dan melarat.”

 

 

[Hadis Riwayat Ibnu Majah]

 

 

 

“Wahai para pedagang sesungguhnya jual beli ini dicampuri dengan perbuatan sia-sia dan sumpah oleh karena bersihkanlah ia dengan shadaqah.”

 

 

[HR. Ahmad IV/6 no.16179, Nasai VII/14 no.3797, dan Ibnu Majah II/726 no.2145. Dan dinyatakan SHOHIH oleh syaikh Al-Albani]

 

 

 

“Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata: Rasulullah Muhammad Saw bersabda: Sungguh, seandainya salah seorang di antara kalian mencari kayu bakar dan memikul ikatan kayu itu, maka itu lebih baik, daripada ia meminta-minta kepada seseorang, baik orang itu memberinya ataupun tidak.”

 

 

[HR. Bukhari dan Muslim]

 

 

 

“Dari Abu Abdullah Az-Zubair bin Al-‘Awwam r.a., ia berkata: Rasulullah Muhammad Saw bersabda: Sungguh seandainya salah seorang di antara kalian mengambil beberapa utas tali, kemudian pergi ke gunung dan kembali dengan memikul seikat kayu bakar dan menjualnya, kemudian dengan hasil itu Allah mencukupkan kebutuhan hidupmu, itu lebih baik daripada meminta-minta kepada sesama manusia, baik mereka memberi ataupun tidak.”

 

 

[HR. Bukhari]

 

 

“Dalam sebuah hadits Rasulullah Muhammad saw bersabda: Barang siapa pada malam hari merasakan kelelahan karena bekerja pada siang hari, maka pada malam itu ia diampuni Allah”

 

 

[Hadits Riwayat Ahmad & Ibnu Asakir]

 

 

 

“Rasulullah Muhammad saw pernah ditanya, Pekerjaan apakah yang paling baik? Beliau menjawab, Pekerjaan terbaik adalah usaha seseorang dengan tangannya sendiri dan semua perjualbelian yang dianggap baik,”

 

 

[Hadis Riwayat Ahmad dan Baihaqi]

 

 

 

Rasulullah Muhammad SAW bersabda : “Tidaklah sedekah akan membuat harta berkurang. Tidaklah Allah akan menambahkan pada seorang hamba karena memaafkan (saudaranya) selain (bertambah) kemuliaan, dan tidaklah seseorang merendahkan hatinya karena Allah, melainkan Allah akan meninggikan derajatnya.”

 

 

[Hadis Riwayat Muslim]

 

 

 

“Dan sedekah itu dapat menghapuskan dosa (kesalahan) sebagaimana air dapat memadamkan api.”

 

 

[HR. At-Tirmidzi V/11 no.2616, dan Ahmad V/231 no.22069]

 

 

 

Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Muhammad shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sedekah (atau Zakat) itu tidak akan mengurangi harta benda.”

 

 

[HR. Muslim IV/2001 no. 2588]

 

 

 

Dan diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, ia berkata: Rasulullah Muhammad shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa bersedekah senilai dengan sebiji Kurma dari penghasilan yang baik (halal) –dan Allah hanya menerima sedekah yang baik (halal)-, maka sesungguhnya Allah akan menerima sedekahnya dengan tangan kanan-Nya, kemudian Dia menumbuh-kembangkannya bagi pemiliknya sebagaimana salah seorang dari kamu menumbuh-kembangkan anak kudanya sehingga menjadi seperti (sepenuh) gunung.”

 

 

[HR. Al-Bukhari II/511 no.1344, dan Muslim II/702 no.1014]

 

 

 

“Sesungguhnya Alloh memberikan dunia kepada kalian sebagai pinjaman dan memintanya kepada kalian sebagai barang pinjaman. Bila kalian mengeluarkan sedekah dengan suka rela, maka kalian akan mendapatkan balasan kebaikan berlipat ganda, dari mulai satu kebaikan, sepuluh kebaikan, tujuh ratus kebaikan, hingga lebih dari itu…”.

 

 

[Ibnul Mubarok]

 

 

“Barangsiapa menafkahkan sesuatu di jalan Allah, niscaya akan ditulis baginya (pahala) tujuh ratus kali lipat.”

 

 

[Al Musnad karya Ahmad]

 

 

 

“Sedakah merupakan bukti (keimanan).”

 

 

[HR. Muslim I/203 no.223]

 

 

 

NB :

 

 

Dalam atsar disebutkan, “Jika kalian banyak sholat sehingga menjadi seperti tiang-tiang, banyak berpuasa sehingga kurus kering seperti tali busur, semua ibadah itu tidak akan diterima kecuali jika dilandasi dengan kewara’an yang tinggi“.

 

 

[Habib Ali bin Muhammad Al Habsyi ialah penyusun kitab maulid 'Simtud Durar']

 

 

 

 

BEBERAPA HAL YANG PERLU DIKETAHUI :

 

 

 

Mencintai Keluarga dan Keturunan Rasulullah Muhammad S.A.W

 

 

Berikutnya; Ketahuilah wahai para manusia! Sesungguhnya aku adalah sorang manusia, boleh jadi sudah dekat kedatangan utusan Rabbku, lalu aku menjawabnya. Dan aku tinggalkan di tengah-tengah kalian dua perkara; pertama; Kitabullah (Al Qur’an). Di dalamnya terdapat petunjuk dan cahaya. Maka ambillah dan berpegang teguhlah dengannya. (Berkata rawi hadits): maka ia mendorong dan menganjurkan untuk berpegang teguh dengannya. Kemudia ia (Nabi Sallallahu Alaihi Wa Sallam) berkata: Dan keluargaku, aku ingatkan kalian kepada Allah tentang (hak-hak) keluargaku. Beliau mengulangnya tiga kali”

 

 

[Hadis Riwayat Muslim no. (6378)]

 

 

 

Saya adalah anak Abdullah bin Abdul Muthalib. Sesungguhnya Allah-lah yang menciptakan makhluk, lalu Ia menjadikan aku dalam bagian mereka yang terbaik. Kemudian Allah menjadikan mereka kepada dua golongan, maka Allah menjadikan aku pada golongan yang terbaik. Kemudian Allah menjadikan mereka berbangsa-bangsa, maka Allah menjadikan aku pada bangsa yang terbaik. Lalu Allah menjadikan mereka bersuku-suku, maka Allah menjadikan pada suku yang terbaik. Aku adalah yang terbaik diantara dari segi suku dan jiwa”

 

 

[Hadis Riwayat Tirmizy no (3632), menurutnya hadits ini adalah hadits hasan.]

 

 

 

Berkata Imam Al Ajurry: “Diwajibkan atas setiap orang mukmin laki-laki dan orang mukmin perempuan mencintai keluarga (Ahlul bait) Rasulullah Sallallahu Alaihi Wa Sallam. Yaitu: Bani Hasyim; Ali bin Abi Thalib beserta anak dan cucu-cucunya, Fathimah beserta anak dan cucu-cucunya, Hasan dan Husain beserta anak dan cucu-cucunya, Ja’far Ath Thayyaar beserta anak dan cucu-cucunya, Hamzah beserta anak dan cucu-cucunya, Abbas beserta anak dan cucu-cucunya. Mereka itulah keluarga Rasulullah Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Sallam. Diwajibkan atas orang-orang muslim mencintai dan memuliakan mereka”

 

 

[Lihat “Asy Syari’ah: 3/3]

 

 

 

Rasulullah Muhammad Sallallahu Alaihi Wa Sallam adalah mencintai dan memuliakan keluarga beliau. Sebagaimana beliau perintahkan dalam sabdanya : “Aku ingatkan kalian pada Allah tentang (hak-hak) kelurgaku“

 

 

[Hadis Riwayat Muslim no (6378).]

 

 

 

Beliau bersabda : “Tidaklah sempurna iman salah seorang kalian samapai aku lebih ia cintai dari orang tua dan anaknya serta manusia seluruhnya”.

 

 

[Hadis Riwayat Bukhari no (15) dan Muslim no (178).]

 

 

 

Berkata Imam Baihaqy : ”Termasuk bagian dari menganggungkan Rasulullah Muhammad Sallallahu Alaihi Wa Sallam adalah menghormati para keluarganya serta anak-anak kaum Muhajirin dan Anshar”

 

 

[Lihat “Syu’abul Iman”: 2/228.]

 

 

 

Dari Ali Radhiallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Sallam bersabda: “Barangsiapa yang mengaku bukan kepada ayahnya atau menyandarkan diri kepada bukan kaumnya. Maka atasya adalah laknat Allah dan para malaikat serta manusia seluruhnya. Allah tidak akan menerima darinya pada hari kiamat amalan wajib dan tidak pula amalan lainnya”.

 

 

[Hadis Riwayat Muslim no (3393)]

 

 

 

 

Lingkaran Dzikir (Sendiri maupun berjamaah [dalam majelis] )

 

 

 

“Aku ini menurut prasangka hambaKu, dan Aku menyertainya, dimana saja ia berdzikir pada-Ku. Jika ia mengingat-Ku dalam hatinya, maka Aku akan ingat pula padanya dalam hati-Ku, jika ia mengingat-Ku didepan umum, maka Aku akan mengingatnya pula didepan khalayak yang lebih baik. Dan seandainya ia mendekatkan dirinya kepada-Ku sejengkal, Aku akan mendekatkan diri-Ku padanya sehasta, jika ia mendekat pada-Ku sehasta, Aku akan mendekatkan diri-Ku padanya sedepa, dan jika ia datang kepada-Ku berjalan, Aku akan datang kepadanya dengan berlari”.

 

 

[Hadis Riwayat Bukhori  Muslim, Turmudzi, Nasa’i, Ibnu Majah dan Baihaqi]

 

 

 

“Tidaklah seseorang berdzikir pada-Ku dalam hatinya kecuali Akupun akan berdzikir untuknya dihadapan para malaikat-Ku. Dan tidak juga seseorang berdzikir pada-Ku dihadapan orang-orang kecuali Akupun akan berdzikir untuknya ditempat yang tertinggi’ “.

 

 

[Hadis Riwayat Thabrani]

 

 

 

“Telah majulah orang-orang istimewa! Tanya mereka ‘Siapakah orang-orang istimewa?’ Ujar Rasulullah Muhammad saw. ‘Mereka ialah orang-orang yang berdzikir baik laki-laki maupun wanita’ ”.

 

 

[Hadis Riwayat Muslim]

 

 

 

“Tidak satu kaumpun yang duduk dzikir kepada Allah Ta’ala, kecuali mereka akan dikelilingi Malaikat, akan diliputi oleh rahmat, akan beroleh ketenangan, dan akan disebut-sebut oleh Allah pada siapa-siapa yang berada disisi-Nya”.

 

 

[Hadis Riwayat Muslim, Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Abi Syaibah dan Baihaqi]

 

 

 

dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah Muhammad saw bersabda : “Jika kamu lewat di taman-taman surga, hendaklah kamu ikut bercengkerama! Tanya mereka : Apakah itu taman-taman surga ya Rasulallah? Ujar Nabi saw. : Ialah lingkaran-lingkaran dzikir karena Allah swt. mempunyai rombongan pengelana dari Malaikat yang mencari-cari lingkaran dzikir. Maka jika ketemu dengannya mereka akan duduk mengelilinginya”.

 

 

[muttafaq'alaih]

 

 

 

Hadis riwayat Abu Musa ra, ia berkata: Ketika kami sedang bersama Rasulullah saw. dalam suatu perjalanan, mulailah orang-orang mengeraskan suara mereka dalam membaca takbir lalu bersabdalah beliau: Wahai manusia, rendahkanlah suara kamu sekalian! Karena kamu sekalian sesungguhnya tidak sedang memohon kepada yang tuli maupun yang gaib bahkan kamu sekalian sedang memohon kepada Tuhan Yang Maha Mendengar lagi Maha Dekat Yang selalu bersama kamu sekalian. Aku pada saat itu berada di belakang beliau sambil mengucapkan: "Laa haula wa laa quwata illa billah", (Tidak ada daya dan kekuatan kecuali berkat bantuan Allah). Rasulullah saw. berkata: Wahai Abdullah bin Qais! Maukah kamu aku tunjukkan kepada salah-satu kekayaan surga yang tersimpan? Aku menjawab: Tentu, wahai Rasulullah. Beliau bersabda: Yaitu ucapan: "Laa haula wa laa quwata illa billah".

 

 

[Shahih Muslim No.4873]

 

 

 

Hadis riwayat Abu Hurairah ra : Bahwa Rasulullah Muhammad S.A.W bersabda : "Barang siapa yang membaca : "Lailahaillallah wahdahulla Syarikalla, Lahul mulku wa lahul hamdu, wahuwa kulli alla syai'in qadiiirr"(Tidak ada Tuhan selain Allah semata, Yang tiada sekutu bagi-Nya, kepunyaan-Nyalah segenap kerajaan dan milik-Nyalah segala pujian serta Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu), setiap hari sebanyak seratus kali, maka dia akan mendapat pahala yang sama besarnya dengan membebaskan sepuluh orang budak dan akan dicatat untuknya seratus kebajikan serta dihapus darinya seratus keburukan. Baginya hal itu adalah satu perlindungan dari setan mulai dari pagi hari sampai sore. Tidak ada seorang pun yang lebih utama dari orang yang melakukan hal itu kecuali orang yang lebih banyak dari itu. Barang siapa yang membaca: "Subhanallah Wa bihamdihi"(Maha Suci Allah dan dengan memuji-Nya), sebanyak seratus kali setiap hari, maka akan terhapuslah semua dosanya sekalipun dosanya itu sebanyak buih di lautan."

 

 

[Shahih Muslim No.4857]

 

 

 

Hadis riwayat Abu Ayyub Al-Anshari ra.: Dari Rasulullah Muhammad S.A.W, beliau bersabda: "Barang siapa yang membaca: "Lailahaillallah wahdahulla Syarikalla, Lahul mulku wa lahul hamdu, wahuwa kulli alla syai'in qadiiirr"(Tidak ada Tuhan selain Allah semata, Yang tiada sekutu bagi-Nya, kepunyaan-Nyalah segenap kerajaan dan milik-Nyalah segala pujian, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu) sebanyak sepuluh kali, maka dia laksana orang yang telah memerdekakan empat orang budak dari putra Ismail."

 

 

[Shahih Muslim No.4859]

 

 

 

Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah Muhammad S.A.W bersabda: "Dua kalimat yang ringan untuk diucapkan, tetapi berat dalam timbangan dan disukai oleh Allah Yang Maha Pengasih, yaitu: "Maha Suci Allah dengan segala pujian-Nya dan Maha Suci Allah Tuhan Yang Maha Agung".

 

 

[Shahih Muslim No.4860]

 

 

 

dari seorang sahabat wanita, Yusairah radhiyallahu ‘anha, beliau mengatakan, Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam berpesan kepada kami (para sahabat wanita), “Wahai para wanita mukminah, kalian harus rajin bertasbih, bertahlil, mensucikan nama Allah. Janganlah kalian lalai, sehingga melupakan rahmat. Hitunglah dengan jari-jari kalian, karena semua jari itu akan ditanya dan diminta untuk bicara.”

 

 

[HR. Ahmad 27089, Abu Daud 1501, Turmudzi 3583, dan sanadnya dinilai hasan oleh Syuaib Al-Arnauth dan Al-Albani]

 

 

 

“Sabda Rasulallah Muhammad S.A.W  ‘Perbanyaklah dzikir kepada Allah sehingga mereka (yang melihat dan mendengar) akan berkata : Sesungguhnya dia orang gila’ "

 

 

[Hadis Riwayat Hakim, Baihaqi dalam Syu’abul Iman , Ibnu Hibban, Ahmad, Abu Ya’la dan Ibnus Sunni]

 

 

 

“Banyak banyaklah kalian berdzikir kepada Allah sehingga orang-orang munafik akan berkata : ’Sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang riya’

 

 

[Hadis Riwayat Thabrani]

 

 

 

Dari Anas radhiyallahu 'anhu, sesungguhnya Rasulullah Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: ”Siapa saja yang bershalawat kepadaku satu shalawat, Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh shalawat dan dihilangkan darinya sepuluh kesalahan dan dinaikkan untuknya sepuluh serajat.”

 

 

[Hadits shahih: Shahih an-Nasaai oleh al-Albani rahimahullah jilid 1 hal:415]

 

 

 

“Tidaklah suatu kaum duduk di sebuah majelis, yang mereka tidak menyebut nama Allah di dalamnya dan juga tidak bershalawat kepada Nabinya, kecuali hal itu menjadi kerugian dan penyesalan, maka kalau Allah menghendaki Dia akan mengadzabnya dan apabila menghendaki maka Dia akan mengampuni mereka.”

 

 

[hadits shahih, Shahih at-Tirmidzi hadits no.2691]

 

 

 

 

Membaca Ayat Qursi :

 

 

Rasulullah Muhammad S.A.W bersabda : “Sesungguhnya ia (Ayat Kursi) adalah ayat yang sangat agung yang terdapat dalam Al-qur’an.”Terdapat sebuah riwayat yang mengatakan : “Bacalah Ayat Kursi karena dapat menjaga dirimu, anak-anakmu dan tempat tinggalmu serta rumah yang ada disekitar tempat tinggalmu. Apabila dibaca pada pagi hari dan petang hari maka akan aman dari gangguan jin. Apabila engkau membacanya ketika engkau hendak tidur maka Allah akan menjagamu sehingga setan tidak akan mampu mendekatimu hingga pagi hari.”

 

 

[kitab Addurrul Mantsur]

 

 

 

Rasulullah Muhammad S.A.W bersabda : “Barangsiapa membaca Ayat Kursi setiap selesai shalat fardhu, maka tidak ada yang dapat mencegahnya untuk masuk ke dalam surga kecuali kematian.”

 

 

[Diriwayatkan oleh Nasai di kitab Al-Yaum Wal Lailah dari Hasan bin  Basyar. Diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dalam shahihnya dari hadits Muhammad bin Humair beliau dari Himsi, dia termasuk perawi Bukhari juga. Sanadnya sesuai syarat Bukhari]

 

 

 

Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila engkau mendatangi tempat tidur (di malam hari), bacalah Ayat Kursi, niscaya Allah akan senantiasa menjagamu dan setan tidak akan mendekatimu hingga waktu pagi”

 

 

[Hadis Riwayat Al-Bukhari]

 

 

 

sabda Rasullullah Muhammad S.A.W : “Sesungguhnya apabila setan mendengar adzan untuk sholat ia pergi menjauh sampai ke Rauha’, berkata Sulaiman; ‘Saya bertanya tentang Rauha’ itu,  jawab Rasulullah Muhammad saw. jaraknya dari Madinah 36 mil’ “.

 

 

[Muslim No.581]

 

 

 

dari Abu Hurairah, rasulullah Muhammad S.A.W : “Sesungguhnya apabila setan mendengar adzan sholat ia bersembunyi mencari perlindungan sehingga suara adzan itu tidak terdengarnya lagi. Tapi apabila setan itu mendengar iqamah, ia menjauh (lagi) sehingga suara iqamah tidak terdengar lagi. Namun apabila iqamah berakhir, setan kembail (lagi) melakukan waswasah, yaitu membisikkan bisikan jahat “.

 

 

[Muslim  No.582]

 

 

 

 

Membaca Surah Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Naas :

 

 

"Tatkala aku menuntun kendaraan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam sebuah peperangan, tiba-tiba beliau berkata: “Wahai Uqbah, katakana," aku pun mendengarkan, kemudian beliau berkata (lagi): “Wahai Uqbah, katakana," aku pun mendengarkan. Dan beliau mengatakannya sampai tiga kali, lalu aku bertanya: “Apa yang aku katakan?” Beliau pun bersabda: “Katakan Qul Huwallahu Ahad", lalu beliau membacanya sampai selesai. Kemudian beliau membaca "Qul A’udzu bi Rabbil Falaq" aku pun membacanya bersamanya hingga selesai. Kemudian beliau membaca "Qul A’udzu bi Rabbin Naas", aku pun membacanya bersamanya hingga selesai. Kemudian beliau bersabda: “Tidak ada seorang pun yang berlindung (dari segala keburukan) seperti orang orang yang berlindung dengannya (tiga surat) tersebut”.

 

 

[Hadis Riwayat an Nasaa-i, 8/251 no. 5430-5431; dan lain-lain. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh al Albani di dalam Shahih an Nasaa-i.] 

 

 

 

 

Sesungguhnya apabila Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam ingin merebahkan tubuhnya (tidur) di tempat tidurnya setiap malam, beliau mengumpulkan ke dua telapak tangannya, kemudian beliau sedikit meludah padanya sambil membaca surat “Qul Huwallahu Ahad” dan “Qul A’udzu bi Rabbin Naas” dan “Qul A’udzu bi Rabbil Falaq,” kemudian (setelah itu) beliau mengusapkan ke dua telapak tangannya ke seluruh tubuhnya yang dapat beliau jangkau. Beliau memulainya dari kepalanya, wajahnya, dan bagian depan tubuhnya. Beliau melakukannya sebanyak tiga kali.

 

 

[Hadis Riwayat al Bukhari, 4/1916 no. 4729; Abu Dawud, 4/313 no. 5056; dan lain-lain.]

 

 

 

 

Sesungguhnya Rasulullah Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam masuk ke dalam masjid, tiba-tiba (ada) seseorang yang telah selesai dari shalatnya, dan ia sedang bertasyahhud, lalu ia berkata: “Ya Allah, sesungguhnya aku meminta (kepadaMu) bahwa sesungguhnya Engkau (adalah) Yang Maha Esa, Yang bergantung (kepadaMu) segala sesuatu, Yang tidak beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara denganNya, ampunilah dosa-dosaku, (karena) sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang,” kemudian Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Sungguh ia telah diampuni (dosa-dosanya),” beliau mengatakannya sebanyak tiga kali.

 

 

[Hadis Riwayat Abu Dawud, 1/259 no. 985; an Nasaa-i, 3/52 no. 1301; Ahmad, 4/338 no. 18995; dan lain-lain. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh al Albani di dalam Shahih Abi Dawud dan Shahih an Nasaa-i. Lihat pula Shifat Shalat Nabi, hlm. 186.] 

 

 

 

 

Hadits riwayat IbnuAbbas Radhiyallahu’anhu,iaberkata:Rasulullah Muhammad Shallallahu alaihi wassalam bersabda: "apabila salah seorang mereka akan menggauli istrinya, hendaklah ia membaca:بِاسْمِ اللهِ. اَللّٰهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ. وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا(Dengan Nama Allah. Ya Allah, jauhkanlah kami dari setan dan jauhkanlah setan dari apa yang Engkau karuniakan kepada kami)Sebab jika ditakdirkan hubungan antara mereka berdua tersebut membuahkan anak, maka setan tidak akan membahayakan anak itu selamanya."

 

 

[Shahih Muslim No. 1434-116]

 

 

 

dari Rasulullah Muhammad SAW bahwa baginda bersabda pada waktu haji widak (perpisahan) setelah baginda memuji Allah dan menyanjung-Nya serta menasehati para hadirin yang maksudnya :"Ingatlah (hai kaumku), terimalah pesanku untuk berbuat baik kepada para isteri, isteri-isteri itu hanyalah dapat diumpamakan tawanan yang berada di sampingmu, kamu tidak dapat memiliki apa-apa dari mereka selain berbuat baik, kecuali kalau isteri-isteri itu melakukan perbuatan yang keji yang jelas (membangkang atau tidak taat) maka tinggalkanlah mereka sendirian di tempat tidur dan pukullah mereka dengan pukulan yang tidak melukai. Kalau isteri-isteri itu taat kepadamu maka janganlah kamu mencari jalan untuk menyusahkan mereka.Ingatlah! Sesungguhnya kamu mempunyai kewajiban terhadap isteri-isterimu dan sesungguhnya isteri-isterimu itu mempunyai kewajiban-kewajiban terhadap dirimu. Kemudian kewajiban isteri-isteri terhadap dirimu ialah mereka tidak boleh mengijinkan masuk ke rumahmu orang yang kamu benci. Ingatlah! Kewajiban terhadap mereka ialah bahwa kamu melayani mereka dengan baik dalam soal pakaian dan makanan mereka."

 

 

[Riwayat Tarmizi dan Ibnu Majah]

 

 

 

Rasulullah Muhammad SAW bersabda yang bermaksud: “Kewajiban seorang suami terhadap isterinya ialah suami harus memberi makan kepadanya jika ia makan dan memberi pakaian kepadanya jika ia berpakaian dan tidak boleh memukul mukanya dan tidak boleh memperolokkan dia dan juga tidak boleh meninggalkannya kecuali dalam tempat tidur (ketika isteri membangkang).”

 

 

[Hadis Riwayat Abu Daud]

 

 

 

Rasulullah Muhammad SAW bersabda yang bermaksud: “Takutlah kepada Allah dalam memimpin isteri-istrimu , karena sesungguhnya mereka adalah amanah yang berada disampingmu, barangsiapa tidak memerintahkan sholat kepada isterinya dan tidak mengajarkan agama kepadanya, maka ia telah berkhianat kepada Allah dan Rasul-Nya.“

 

 

[Muttafaq ‘alaih]

No comments:

Post a Comment