Artinya: “Dan Dia (Allah) menjadikanku sebagai orang yang diberkahi dimanapun aku berada.” (QS. Maryam: 31)
Berkah berasal dari bahasa Arab, yaitu baraka. Artinya, memiliki banyak kebaikan yang bersifat tetap dan terus-menerus. Berkah diambil dari kata birkah, yang berarti tempat berhimpunnya air. Itu berbeda dengan tempat mengalirnya air karena dua hal: jumlahnya yang banyak dan sifatnya yang tetap. Demikian disebutkan oleh ar-Raghib al-Ashfahani, pakar mantiq Arab.
Siapa sajakah yang diberkahi Allah itu ?
1. Seseorang yang diberi kesempatan bertobat, lalu dikuatkan akidahnya, disenangkan dalam ibadah, dimuliakan akhlaknya, dan disemangatkan ketika melakukan amal.
"Kecuali orang-orang yang bertobat, lalu beriman dan selalu beramal dengan amalan saleh. Merekalah yang akan digantikan keburukannya dengan kebaikan." (Q.S. Al-Furqan 25 : 70).
Kunci utama untuk mendapatkan berkah untuk golongan pertamal ini adalah tobat. Maka bila ingin mendapat kebaikan yang banyak, seseorang hendaklah melakukan tobat. Bila seseorang sudah tobat dengan sebenar-benarnya tobat, maka sesuai janji Allah, ia akan diberi semangat dalam beramal. Maka kebaikan pun akan mengalir kepada dirinya.
2. Seseorang yang diselamatkan dari fitnah, (Q.S. Al-Hujurat 49 : 7-8).
Fitnah adalah sesuatu yang sangat kejam, bahkan lebih kejam dari pembunuhan, (Q.S. Al-Baqarah 2 : 191). Seseorang yang dihindarkan dari fitnah oleh Allah adalah hamba yang diberkahi. Lalu, siapakah orang-orang yang akan diselamatkan dari fitnah itu ? Tidak lain adalah mereka yang setelah bertobat dan menjaga ketaatannya kepada Allah dan Rasul-Nya, (Q.S. Al-Ahzab 33 : 71).
3. Seseorang yang dalam keadaan senangnya mendekatkan diri kepada Allah, tiba-tiba diwafatkan Allah dalam keadaan yang baik (khusnul khatimah).
Diantaranya akan dibuktikan kelak dengan mendapat ucapan salam dari para malaikat. "Yaitu orang-orang yang diwafatkan dalam keadaan terbaik dengan (mendapat ujaran) salam, 'salam untuk kalian dan masuklah ke dalam surga disebabkan apa yang telah kamu perbuat'." (Q.S. An-Nahl 16 : 32).
Imam Ibnul Qoyyim Al-Jauziyyah rahimahullah menerangkan bahwa orang yang diberkahi Allah Ta’ala ialah siapa saja yg memiliki sifat dan kriteria berikut ini:
1. Mengajarkan kebaikan.
2. Menyeru kepada Allah.
3. Mengingatkan tentang Allah.
4. Memotivasi agar senantiasa berbuat ketaatan kepada Allah.
Maka, barangsiapa yang tidak ada pada dirinya 4 sifat dan kriteria tersebut, berarti ia bukanlah termasuk orang yang diberkahi. Dan Allah Ta’ala telah menghilangkan keberkahan dari perjumpaan dan perkumpulannya serta dari orang yang berjumpa dan berkumpul (berduduk-duduk) dengannya.
Hilangnya keberkahan ini disebabkan orang yang tidak diberkahi Allah tersebut akan menyia-nyiakan waktu (umur) dan merusak hati (kita).
(Sumber: Risalatu Ibnil Qoyyim ilaa Ahadi Ikhwaanihi, hal.3)
No comments:
Post a Comment